''...Mencari orang baik mungkin mudah, tapi mencari orang yang setia sama sulitnya dengan mencari jarum ditumpukan jerami."
Mengaku teman itu mudah, namun menjadi sahabat yang setia baik
dalam suka maupun duka susahnya minta ampun. Dari masa ke masa kita akan
terus berhadapan dengan masalah ini, bahkan diantara kita sendiri pun
mungkin sulit untuk setia. Padahal masalah kesetiaan ini merupakan salah
satu kualitas utama yang diharapkan ada dalam diri orang percaya.
____________________________________________________________________________________
Tentang saudara se-angkatan saya di Organisasi Mapala yang bernama Thimotius, mengalami treeble kaki di lokasi gunung Bawakaraeng yang mengakibatkan dia tidak bisa berjalan saat itu.
Treeble kaki tersebut berawal dari luka kecil terbuka, yang menempel di mata kaki beliau. Dan kemudian membengkak menjadi besar hingga menjalar pada permukaan betis dan paha.
Crew termasuk saya yang terlibat dalam kegiatan ini, tidak tinggal diam dalam menindak lanjuti permasalahan ini. Keringat yang bercucuran di tubuh karena lelah akibat pendakian panjang selama yang kurang lebih 5 hari saat itu, tidak membuat kami putus asa mengevakuasi beliau sampai ke perkampungan masyarakat desa yang ada di kaki Gunung. Tidak bisa kami bayangkan, kenapa cobaan hal seperti ini yang harus di dapat saat itu.
Setelah evakuasi berakhir, ada cerita menarik dan mengharukan dibalik evakuasi saudara saya Thimotius di Mahapati yang berlangsung selama 6 jam.....
Menariknya disini bahwa : 1) Korban dievakuasi dgn cara di tandu dari pos 1 ke kaki gunung, dengan menggunakan tandu darurat dari batang pohon di padukan dengan webbing. Dan selama proses evakuasi berlangsung, banyak crew yang terjatuh akibat setapak jalur yang dilalui sangat kecil. 2) Suasana gaduh seperti pasar terjadi pada saat evakuasi akibat canda tawwa dari beberapa senior. 3) Saya pun sempat dikencingi korban ketika dia ingin buang air kecil.....
![]() |
Me and Bro Thimotius. |
Mengharukan-nya disini : " Para pendaki dari berbagai kelompok, organisasi pecinta alam yang kami temui sepanjang jalan, mengurungkan niat-nya untuk melanjutkan perjalanan guna membantu kami mengevakuasi korban sampai ke kaki gunung perkampungan warga desa". Sungguh, moment yang tidak sangka terjadi saat itu. Ibarat pepatah lama orang makassar : Sama-sama'ki naik, sama-samaki' turun. Sama-samaki' senang, sama-samaki' juga susah.
Rasanya sulit sekali melupakan masa itu, ketika kejadian tersebut di reka ulang. Seluruh yang menyaksikan kejadian itu tak henti-hentinya menemani kami, dan menyumbangkan tenaganya untuk memapa korban sahabat kami sampai ke tujuan.
Ulasan cerita kisah nyata diatas menggambarkan tentang sebuah proses dari teman menjadi sahabat dan membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan. Tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan, dan pernyataan kasih dari orang lain. Tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya. Kekeluargaan yang terjalin antara sahabat akan lebih erat apabila dalam persahabatan tersebut bisa menerima apapun yang terjadi dalam diri mereka yang harus di jalani bersama-sama.
Dalam masa bahagia, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita. Ingatlah kapan terakhir kali kita berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kita? Siapa yang mengasihi kita saat kita merasa tidak dicinta.? Siapa yang ingin bersama kita pada saat tiada satupun yang dapat anda berikan?. Yah, mungkin semua pertanyaan diatas mengacuh pada jawaban pentingnya peran Kesetiaan sahabat.
Sekian.......
Salam Lestari.. !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar