Selasa, 22 September 2015

SOE HOK GIE "Suka Naik Gunung". Whatever ???

Dia memilih mendaki gunung daripada ikut-ikutan berpolitik praktis. Dia memilih bersikap independen dan kritis dengan semangat bebas. Pikiran dan kritiknya tertuang begitu produktif dalam pelbagai artikel di media cetak.

*Soe Hok Gie pantas ditempatkan pada urutan atas dalam daftar tokoh-tokoh Tionghoa dalam sejarah perjuangan Indonesia. Soe Hok Gie dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 17 Desember1942. Ia adalah seorang aktivis yang menentang kediktatoran Presiden Soekarno dan Soeharto.

Ia warga Tionghoa yang beragama Katolik Roma. Leluhur Soe Hok Gie berasal dari provinsi Hainan, Republik Rakyat Tiongkok. Ayahnya bernama Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan. Soe Hok Gie anak keempat dari lima bersaudara di keluarganya. Kakaknya Arief Budiman yang seorang sosiolog dan dosen di Universitas Kristen Satya Wacana, juga cukup kritis dan vokal dalam politik Indonesia. Setelah tamat dari SMA Kolese Kanisius, Soe Hok Gie kuliah di Universitas Indonesia (1962-1969). Setelah menyelesaikan tamat, ia menjadi dosen di almamaternya hingga kematiannya*.
(*sumber : Jakarta Greater ).



Ada sebuah kesan menarik pada saat saya menonton film Soe Hoe Gie yang ke 4x di kediaman RT 05 FT- Mapala alaska lewat laptop saat itu. Kesan menariknya ada pada saat Adegan Soe Hoek Gie yang di bintangi oleh Nicholas Saputra, didekati oleh wanita-wanita atau pada saat mengobrol dengan para sahabatnya. Beliau atau Soe Hok Gie selalu mengeluarkan kalimat ''Suka Naik Gunung" diawal pembuka obrolan lewat filmnya itu___. Whatever..????.

Sebenarnya ada banyak alasan yang dapat menjelaskan mengapa banyak orang suka naik Gunung. Tapi kali ini saya coba mengulas 2 versi pandangan manusia '' suka naik gunung''. Yang pertama pandangan ''suka naik gunung'' versi pencinta alam masa kini dan yang kedua atau terakhir pandangan versi Soe Hok Gie.

Pandangan makna '' Suka Naik Gunung" versi Pecinta Alam masa kini :
Dari beberapa teman Pecinta Alam yang pernah saya tanya, rata-rata mereka apabila di berikan pertanyaan seperti itu. Maka kebanyakan dari mereka akan menjawab karena naik Gunung itu bisa menghilangkan strees akibat pekerjaan yang mereka alami. 
Namun ada juga yang mengatakan bahwa kalo kita "suka naik gunung", maka kita akan lebih menghargai apa yang telah Tuhan ciptakan di dunia ini dengan melihat pemandangan-pemandangan alam sepanjang jalan pendakian. 

Pandangan makna ''Suka Naik Gunung'' versi  Soe Hok Gie :
Menurut Soe Hok Gie ketika mendaki gunung Slamet dan pertama kali, beliau menjelaskan dengan gamblang makna ''Suka naik Gunung'' bahwa :

"Kami katakan bahwa kami manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari Hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal akan objeknya. dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung. Melihat alam dan rakyat dari dekat secara wajar dan disamping itu menimbulkan daya tahan fisik yang tinggi".

Makna alasan yang bijak,nasionalis dan idealis dari Soe Hok Gie yang seorang aktivis yang sangat senang naik gunung.



Jika dihubungkan antara kedua versi ini, maka akan timbul kesimpulan bahwa :
"Versi pecinta alam adalah sebuah penjelasan peradaban dunia, dan rutinitas akan kebiasaan mereka ketika melakukan aktivitas naik gunung. Sedangkan pada Versi Soe Hok Gie, makna ''suka naik gunung'' memiliki alasan yg khusus bersifat nasionalis yang mengisyaratkan pergulatan filosofis terhadap Alam''.

Tanpa menuntut agar semua insan menjadi seorang Soe Hok-gie, saya sebagai penulis hanya bisa berharap bahwa pemuda yang menjadi pecinta alam saat ini, dan "suka naik gunung".  Dapat menjadi model seorang pejuang tanpa pamrih baik dalam pengabdian kepada masyarakat maupun kecintaan-nya terhadap alam raya dan lingkungan sekitarnya.

Mendaki gunung memang selalu menarik, apalagi kalau sudah terlanjur "jatuh cinta". Dari anak kecil sampai yang berusia lanjut, dari yang opurtunis sampai yang idealis maupun yang sekedar "asal" dan yang profesional bahkan untuk kepentingan ritual tak mampu berkelit dari  ''sihirnya". Namun apapun maksud tujuan dan alasannya,.. "tanggung jawab kita-lah harus menjadi proriotas, untuk menjaga tanpa harus merusak vegetasi makhluk hidup yang ada didalam-nya pada saat mendaki gunung.

Sekian & Terima Kasih.

Lius Kristan, ST / MP.XIV.07.128
Mahapati Makassar.


Ditulis : Di Kediaman RT/05 FT Mapala Alaska Universitas Negri Gorontalo.










Jumat, 11 September 2015

Antara Soe Hoek Gie, pecinta Alam, dan Industri.

"Setiap tempat yang engkau datangi senantiasa akan rusak dan kotor, karena engkau hanyalah sampah hasil buangan kehidupan yang terpaksa berjuang agar tampak hidup". (Bang Nevy James ).

Pos 5 G. Bawakaraeng | Foto b: YL 2012




Beberapa dekade terakhir, isu lingkungan memang sedang marak. Orang-orang mulai berlomba menjaga kelestarian Bumi, yang konon tengah terancam oleh 'makluk' yang benama pemanasan global (climate change). 

Gerakan cinta lingkungan dikampanyekan dengan massive-nya; Gerakan bersepeda, gerakan satu miliar pohon, gerakan mengurangi penggunaan kantong plastik, dan berbagai macam gerakan ala environmentalist yang terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Ah, masa sih? Mungkin saja itu benar. 


Aksi penolakan warga rembang terhadap PT. Semen Gresik. | foto by : www.mongabay.co.id



Jika berdasar logika-logika yang disusun para ilmuwan lingkungan, sangat mungkin climate change sedang berlangsung. 
Hal itu juga diperkuat dengan fakta-fakta yang kita lihat sehari-hari: penggundulan hutan, berkembangnya industri kaya limbah, menjamurnya kendaraan bermotor berpolusi, dan pertumbuhan manusia-yang linear dengan meningkatnya jumlah pemukiman-ikut menambah udara di atmosfer bumi kian pengap.



Hmm.....
Aku cuma mau berkeluh tentang mereka yang disebutkan Squidward di pembuka tulisan ini. Mereka yang hanya mau menikmati alam tetapi tak mau melestarikan-nya.

Beberapa tahun terakhir, perampasan-perampasan lahan, baik itu milik warga atau berstatus tanah yang dilindungi, kerap terjadi. Pelakunya? Siapa lagi kalo bukan perusahaan yang diizinkan pemerintah. Banyak lahan pertanian atau pemukiman warga digusur karena tanah itu mengandung sumber daya alam yang berlimpah. Dari sabang hingga merauke, tak terhitung kasus-kasus perampasan tanah oleh industri. 


Awalnya lahan warga sekarang mejadi Industri Semen
 Apa kaitannya dengan lingkungan? Kayak yang aku bilang tadi, pertumbuhan industri yang besar, terutama untuk komoditas sumber daya mineral, menjadi salah satu pemicu perubahan iklim: lahan hijau yang rusak, limbah yang beracun, polusi udara akibat proses ekstraksi dan sebagainya. Fenomena itu tidak hanya terjadi di wilayah-wilayah berpenduduk, tetapi juga terjadi di wilayah-wilayah yang menjadi area konservasi alam, seperti taman nasional. 






Tak perlu banyak argumen. Ketika industri menjarah hutan lindung, kita sudah bisa membayangkan apa yang terjadi. Why ????

Konsep pecinta alam dikenalkan pertama kali oleh seorang 'demonstran' ternama, Soe Hok Gie. Dalam catatannya, Gie menjelaskan alasannya menjadi pecinta alam (baca: naik gunung). Kira-kira begini

"Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung."


Sayangnya, tidak semua 'pecinta alam' berpikir demikian. Masih banyak orang yang memahami konsep pecinta alam hanya sebatas naik-turun gunung, susur pantai dan goa, ekspedisi alam, namun tanpa menyertakan semangat politis untuk menjaga lingkungan, apalagi membelanya. 

Berapa banyak mapala yang giat berkampanye menolak perampasan kawasan-kawasan hijau oleh perusahaan tambang? Dan, siapa yang peduli ketika hutan di gunung yang kerap mereka daki terancam digunduli oleh korporasi? Tidak banyak-atau bahkan tidak ada.


Bulan Agustus tahun lalu-2012 -ribuan pendaki meninggalkan sampah di Gunung Semeru. Akibatnya, pengelola kawasan tersebut melarang pendakian untuk melakukan bersih gunung selama beberapa waktu. Sampah yang berhasil dikumpulkan hingga berkarung-karung. Pengelola mengatakan, selain untuk bersih-bersih, penutupan gunung juga baik untuk memulihkan vegetasi dan memberikan ruang kepada satwa liar di kawasan tersebut untuk bergerak bebas. Pembersihan dilakukan oleh pengelola dan ribuan pecinta alam dari seluruh nusantara. 

Toh, bukan cuma itu..... 17 Agustus 2015. 
Sebagian pecinta alam di gorontalo masih kurang sadar untuk tidak meninggalkan sampah setelah berkegiatan di lokasi Masyarakat adat Polahi, Paguyaman-Gorontalo.  Akibatnya, masyarakat adat Polahi dan seluruh jajaran panitia dari Mapala Alaska, membantu membersihkan sampah tersebut hingga tidak  meninggalkan jejak sedikit-pun.



Mengapa ironi ini harus terjadi....______??????? 
Mengapa mereka yang ber-Hari Kemerdekaan tidak membawa sampahnya kembali turun, sehingga tidak perlu ada kegiatan bersih gunung dan revitalisasi vegetasi. 

'Pecinta alam' membuang, pecinta alam membersihkan
Jangankan untuk hal-hal besar seperti advokasi lingkungan dari ancaman industri. Bahkan, hal-hal kecil seperti ini pun sering diabaikan.

Sikap-sikap kayak gini di sayangin. Anggaplah konsep politis tentang pecinta alam-nya Gie terlalu berat-politik kadang tidak menyenangkan. Tetapi, jika ruang-ruang kesenangan yang biasa kita singgahi, kita kagumi dan kita puja-puji, akan dirampas oleh orang-orang serakah, apa kita akan diam saja? Bahkan untuk memperjuangkan 'ruang bermain' kita pun enggan. Padahal, jika ruang-ruang itu telah dirampas, dikunci dan dihancurkan, kita tidak akan pernah bisa menikmatinya lagi. Bahkan, untuk sekadar melihatnya. Selain tentu saja, kerusakan lingkungan lambat laun akan menghancurkan penopang-penopang kehidupan.

Kalau membahas persoalan ini, jadi teringat sebuah artikel di salah satu portal media online [Responsible (Travel) Writer]. Si penulis mengkritik para traveler yang hanya mau menikmati keindahan sebuah destinasi wisata dan menganggap tempat itu sebagai hidden paradise nan eksotis, tanpa memedulikan sekitarnya; proteksi lingkungan, kehidupan masyarakat sekitar, pengabaian kultur-kultur tempat-tempat yang menjadi destinasi.


Puncak Bawakaraeng. Foto by : Asmi Mimi Agustus 2014



Kerusakan lingkungan tidak hanya diakibatkan oleh destruksi-destruksi korporasi besar. Tetapi juga karena kita abai terhadapnya. Jika tidak mau melakukannya untuk orang lain, lakukanlah untuk diri sendiri. 
'Cause silent is crime!.

Sekian....

Ditulis di Kediaman RT/05 FT Mapala Alaska sept 2015.

Yuss Lius, ST | Mahapati Mksr ( Mp.XIV.07.128 )



Kamis, 10 September 2015

LOVE is SUCKS

Action Children. Foto by : YL 2013
Seindah apa pun huruf  yang anda ketik, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?.  Yah,... mungkin seperti itulah  CINTA. 


Para pakar-pakar cinta yang tersebar di dunia ini, terlalu banyak mendefinisikan cinta secara dramatis. Ada yang mendefinisikan cinta dengan menghubungkan benda-benda yang ada disekitar-nya, ada juga yang mendefinisikan cinta dengan mengaitkan cinta  pada karakter, profesi  manusia sehari-hari, dan masih banyak lagi sesuatu yang berhubungan dengan CINTA.

Berbicara tentang CINTA, tidak akan ada habis-habisnya jika hal tersebut ingin dikaji lebih dalam.

Seperti misalnya, Cinta dihubungkan dengan profesi / pekerjaan manusia :

Pengemis juga membutuhkan Cinta

Pelacur pun juga membutuhkan Cinta

Akibatnya, pengemis mengatakan cinta adalah miliknya. 

Pelacur berteriak:"Aku juga berhak atas cinta!!!"

Bahkan para penguasa tamak berkata: "Aku juga manusia, jadi aku perlu cinta!!!".

 

Tetapi ketika di tanya apa itu Cinta ??? 

Semuanya menjawab pertanyaan tersebut dengan mengibaratkan "Cinta" dari banyak sisi . 
Ada jawaban dari pertanyaan dari sisi yang sifatnya positif dan adapula jawaban yang sifatnya negatif.

Saya pun, jika seseorang menanyakan tentang Cinta kepadaku.

Sangat sulit rasanya menjelaskan Cinta yang memiliki arti kata luas. 



Akan tetapi menurut saya :

Jika hal yang membuatmu kuat adalah Cinta,.
Maka Cinta terkuatmu sebenarnya  ada pada Tuhan".

Makanya jangan heran kalau saya mengatakan : 

"Cinta itu menyebalkan atau Love is Sucks, 
Karena cinta sebenarnya, adalah permainan campur tangan Tuhan didalam-nya.
.


Thank You.. Salam Lestari.


Ditulis : Kediaman RT/05 / MPA.AL / UNG







Rabu, 09 September 2015

BOLIYOHUTO 2056 mdpl |10 Days of Silent


Masih banyak orang yang memahami konsep Pecinta alam hanya sebatas naik-turun gunung, susur pantai dan goa, serta ekspedisi alam. Namun sering tanpa menyertakan semangat politis untuk menjaga lingkungan, apalagi membelanya.
Berapa banyak mapala yang giat berkampanye menolak perampasan kawasan-kawasan hijau oleh perusahaan tambang? Dan, siapa yang peduli ketika hutan di gunung yang kerap mereka daki terancam digunduli oleh korporasi? _____Whatever...???

Tranggulasi ILE-ILE pegunungan Boliyohuto. Foto By : Yuss Liuz 2015

Boliyohuto merupakan salah satu gambaran pegunungan dengan kekayaan alam yang murni masih terjaga kelestariannya. Boliyohuto memang tidak setinggi, Rinjani, Kerinci, ataupun Latimojong. Tetapi jangan salah, Boliyohuto memiliki daya tarik sendiri pada saat menjelajahi-nya. Kenapa ??, karena Boliyohuto masih sangat jarang didatangi oleh para pecinta alam ataupun para penggiat pecinta Alam yang ada di Indonesia. 

Saya berpendapat jika gunung ini sudah terekspos dan terpublikasi keberadaan-nya, Bagaimana nasib gunung ini ke depannya setelah 2 atau 3 tahun ?. Masih sama seperti pada saat saya daki ataukah kelestariannya sudah hilang akibat para pecinta alam yang tidak bertanggung jawab ?.


Hasil Observasi ekspedisi :
1. Ketinggian Boliyohuto 
Ketinggian Boliyohuto pada umumnya berdasarkan informasi dari google dan dari wikepedia adalah 2065 mdpl. Tetapi berdasarkan hasil penelusuran dengan GPS yang kami pegang selama ekspedisi, Boliyohuto memiliki ketinggian 2056 mdpl, dengan puncak tertinggi adalah ILE-ILE.

2. Letak Astronomis : 
      00° 53'  08.9'' LU - 122°  30'  24.6'' BT



3. Letak Geografis :
Secara geografis Boliyohuto dibagi menjadi 2 wilayah geografis, yaitu :
Sebelah utara berbatasan dengan  Kec Sumalata kab. Gorontalo tepat-nya di dusun Kiki.
Sebelah selatan dengan kec. Paguyaman kabupaten Boalemo.

4. Vegetasi Hutan :
  1. TAKSON / Tumbuhan Klarifikasi Paku (Thallophyta )
  2. Kantong Semar / Nepenthes sp.
  3. Rotan ( Calamus Manna )
  4. Lumut ( Bryum )
  5. Pakis gulungan membuka ( Leptosporangiatee ). 

5. Spesies Fauna :
  1. Monyet Hitam ( Macaca Nigra )
  2. Udang Air Tawar ( Macrobrachium Rosenbergii )
  3. Anoa Pegunungan ( Bubalus Quarlesi )
  4. Lintah ( Hirudo )
  5. Bajing ( Rubrisciarus )
6. Jenis Hutan :
Hutan pegunungan Boliyohuto jika ditinjau dari segi iklimnya, termasuk ke dalam golongan Hutan Hujan Tropis. Dimana hutan ini memiliki karakteristik berdaun lebat, berpohon besar tinggi dengan temperatur suhu 25,1° - 11,1° celcius.
Hutan pegunungan Boliyohuto juga ini termasuk Hutan Heterogen jika ditinjau dari segi jenis tumbuhannya, karena memiliki vegetasi hutan bervariasi dan bermacam-macam.

____________________________________________________________________________


Sekalipun ketinggian Boliyohuto tidak se-level Rinjani di Lombok, Latimojong di Enrekang Sulsel, Kerinci di Jambi dan Semeru di Malang. Tetapi,  Kualitas Panorama Alam  serta spesies satwa Boliyohuto masih diatas rata-rata dari gunung diatas, dan 100 % masih terjaga kelestarian-nya.

10 Days of silent.... Why ??

Karena, sebuah jawaban dari 10 hari kami membisu dengan :''Luka robek, memar, kuku terlepas, tusukan duri rotan disekujur tubuh pada saat membuat jalur dari kaki gunung menuju puncak / Resection, menunjuk-kan bahwa gunung ini masih kurang di jamah manusia, serta vegetasi hutannya murni masih terjaga dengan baik.

Kado Boliyohuto.

Memang, kami adalah Orang-orang kedua menjelahi gunung ini setelah sebelum-nya Mapala Motolomoia dan crew memijakkan kaki untuk pertama kalinya di puncak tertinggi ILE-ILE pegunungan Boliyohuto pada tahun 2014. Tetapi alhasil, jalur yang mereka buat saat itu dengan jejak berupa string / ikatan tali, tebasan pada batang pohon, maupun susunan batu di sepanjang sungai. Sedikit-nya, banyak yang lenyap entah apa penyebab-nya.
Akan tetapi, untungnya rekan-rekan dari Mapala Motolomia masih menyimpan file salinan jalur orientasi medan mereka di GPS, dan PETA seputar Pegunungan Boliyohuto, yang kami pinjam sebagai bahan acuan dan referensi untuk melaksanakan kegiatan ekspedisi ini.

Kegiatan ekspedisi Boliyohuto ini sebenarnya adalah bagian dari program kerja badan pengurus Mapala Aestetica Fakultas sastra  Universitas Negeri Manado ( UNIMA) Tondano - Sulut. Terlaksana-nya kegiatan ini juga tidak terlepas dari simpati dan kerjasama para Mapala UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO dan SAR GORONTALO sebagai fasilitator alat dan bantuan logistik selama kegiatan ini berlangsung.

Salah satu bantuan Snack Biskut dari SAR Gorontalo.

Mapala Aestetica yang beranggotakan 4 orang dipromotori oleh Tedong sebagai koordinator, dengan personil lainnya adalah Gerald, Stefani, dan Ocil  saat itu. Tiba di kota Gorontalo tepatnya disekretariat MPA ALASKA tanggal 17 Juli 2015 menjelang lebaran idul Fitri. Ada jeda waktu sekitar 2 minggu Tim ini terbentuk, sebelum pelaksanaan kegiatan itu jatuh pada tanggal 30 Juli 2015.
Ini disebabkan karena agenda pertama mereka ialah ''penelitian terhadap Masyarakat adat POLAHI'' sebelum ekspedisi Boliyohuto,  dijadwalkan lebih awal berlangsung sebelum kegiatan ekspedisi ini.
 Selain itu, kondisi Stefani salah satu personil dari Mapala Aestetica yang mengalami Haid saat itu, tidak memungkinkan untuk turun lapangan dengan kondisi durasi hari yang sangat cepat. Makanya, schedule di undur berdasarkan saran dari teman-teman yang ada di Mapala Alaska saat itu.

28 Juli 2015.
Sempat terjadi permasalahan personil yang ingin berangkat di tanggal ini. Tim yang sudah dibentuk oleh Tedong dengan tambahan personil pendamping, sempat hilang akal akibat salah satu personil pendamping dari Mapala Motlomoia yang satu-satunya mengetahui jalur ke sana, berhalangan berangkat disebabkan adanya urusan keluarga dari individu yang bersangkutan.

29 Juli 2015.
Pusing tujuh keliling personil Mapala Aestetica merajuk mimpinya ke Boliyohuto, akibat kabar buruk pemicu soal gagal berangkatnya salah satu personil pendamping di hari itu.  Perdebatan pun terjadi diantara personil Mapala Aestetica maupun personil pendamping lainnya saat itu.
Selain itu, para personil yang akan berangkat sama sekali  masih kurang percaya diri dan masih takut melakukan ekspedisi ini, sekalipun mereka sudah dibekali peralatan Nadar, dan lain sebagainya. Saya yang pada saat itu sedang online didepan laptop hanya bisa tersenyum dalam hati, melihat mereka adu argument menyelesaikan permasalahan itu.

Tedong, salah satu personil dari penyelenggara kegiatan (MAPALA AESTETICA) menghampiri saya saat itu, yang lagi berada ditepi kolam sementara asyik  bermain dengan Hammock. Tedong menanyakan kepada saya soal kesiapan, ''apakah bisa saya menjadi pendamping tambahan dan turut terlibat dalam kegiatan ekspedisi mereka, soalnya Qionk dari mapala alaska juga gagal berangkat karena adanya undangan kegiatan music untuk bandnya saat itu".  Saya sempat diam sejenak ketika pertanyaan itu dilontarkan kepadaku.
50 : 50 saya berfikir dalam hati untuk kembali bergelut dengan gunung saat itu.  dilandaskan karena panggilan pekerjaan yang saya hadapi takut terganggu nantinya. Disuatu sisi, saya juga adalah tamu disini yang tujuannya hanya merepotkan tuan rumah,''pikirku dalam hati saat itu.

Akhirnya, Pukul 15.20 wita saya putuskan untuk mengikuti ekspedisi tersebut. Dan setelah saya diberikan kepercayaan memimpin breefing evaluasi kegiatan perencanaan esok hari-nya, terbentuklah Tim dengan jumlah personil 8 orang yang terlibat dan ikut ambil bagian dalam kegiatan itu. 

Ke 8 personil itu adalah sebagai berikut :
  • Tedong ( Mapala Aestetica Fak. Sastra Unima, Tondano - Sulut )
  • Gerald ( Mapala Aestetica Fak. Sastra Unima, Tondano - Sulut )
  • Stefani ( Mapala Aestetica Fak. Sastra Unima, Tondano - Sulut )
  • Ocil ( Mapala Aestetica Fak. Sastra Unima, Tondano - Sulut )
  • Orin ( Mpa Alaska FT UNG )
  • Ilham Tulen ( Mpa Alaska FT UNG )
  • Vecky ( Mpa Lomaya Fak Sastra UNG ), dan
  • Saya sendiri ( Mahapati Makassar ).
Selanjutnya, untuk masalah Kronologis perjalanan tanggal 30 Juli 2015 s/d 06 Agustus 2015 tidak akan saya bahas secara panjang lebar dalam artikel ini, melainkan saya hanya berupaya mencoba untuk mempersingkat cerita ini dengan memuat gambar foto yang ada. Soalnya butuh proses yang lama, jika kronologis perjalanan ini ingin di bahas tahap demi tahap. 

Peran saya juga dalam kegiatan ekspedisi ini, hanyalah sebagai pendamping sekaligus diberikan kepercayaan sebagai penanggung Jawab Tim selama dilapangan.
  

30 JULI 2015
Aktivitas Persiapan dari lokasi start sekertariat Alaska, sementara perjalanan, hingga tiba di dusun Kiki, kec. Sumalata.
Foto bersama sebelum trip

Breefing sejenak

Doa Bersama

Lagi menikmati suasana mobil transportasi

Menyempatkan waktu ke Pantai Dunu

Tiba lokasi Tujuan (Sumalata ). Rumah saudara Qionk.


30 Juli 2015 pkl 17.25 wita.
Tiba di lokasi tujuan camp I ( Dusun Kiki ). Saya dan Tim sempat berbincang-bincang dengan kepala desa dan warga setempat.



Rumah Sekdes
31 Agustus 2015.
Pukul 08.00 s/d 16.00 Wita___ Perjalanan dimulai dari Dusun Kiki lokasi tambang, menuju lokasi Pos I yang dibuat oleh Tim kami.

Istirahat Makan siang

Lokasi vegetasi hutan menuju Pos I yang dibuat

Foto personil ( Vecky Mpa sastra  UNG)

01 Agustus s/d 02 Agustus 2015

Pos I menuju pos II memakan waktu 2 hari dikarenakan erorr jalur disebabkan karena banyaknya tumbuhan lebat yang menutupi jalur trek lama. Akhirnya kami mengambil keputusan untuk membuat jalur trek baru di GPS (resection), sekalipun medan yang dihadapi begitu terjal serta kekejaman vegetasi alam yang merusak kulit kami.
Naik turun bukit, menyusuri Sungai dengan penyebrangan sampah tak membuat Tim putus asa melanjutkan ekspedisi.

Vegetasi Hutan menuju pos 2

 

Lokasi pos 2
Santai sejenak



02 Agustus 2015 s/d 05 Agustus 2015.

Lagi - lagi saya dan Tim menghadapi eror perjalanan dari Pos 2 menuju pos 3. Trek yang kami buat di GPS untuk tidak terlalu jauh dari daerah air, agar tim tidak mengalami dehidrasi pada saat resection. Melenceng drastis dari jalur menuju puncak, dan memakan waktu yang cukup lama untuk kembali ke jalur trek normal karena medan yang dilalui sangatlah xtreme.

Disamping itu, saya dan Tim sempat terhadang cuaca yang buruk karena  BADAI, yang mengakibatkan saya dan Tim mengakhiri penelusuran dan memilih untuk melakukan Camp darurat di sekitar lereng pegunungan dengan medan yang landai saat itu.

Di hari berikutnya, peristiwa naas sama pun terjadi. Hampir sama dengan peristiwa dihari sebelumnya. Akan tetapi, tanggal 04 september 2015 ini adalah merupakan hari yang sangat tidak mungkin dilupakan oleh semua personil Tim. Karena dihari tanggal 04 Agustus s/d 05 Agustus 2015, selain Tim resection. Tim juga mengalami dehidrasi hebat yang mengharuskan saya dan rekan-rekan harus melakukan Survival Air, 1hari 8 jam, hingga menjelang pukul 17.18 wita tanggal 05 September kami sampai di daerah air, tepatnya di bawah  Pos III saat itu.

Survival Air dengan pemanfaatan Lumut


             Kami kegilaan dan tanpa banyak, berlari dengan cepatnya pada saat menemukan air di sungai yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi Camp pos III saat itu. Bahkan saya sempat jatuh ke dasar lubang sungai, akibat tergesa-gesa menghampiri sungai tersebut karena rasa haus akan dehidrasi yang tidak tertahankan lagi saat itu.



Lokasi camp Pos III.

Aktivitas Tim di Pos III



Tanggal 06 Agustus 2015.
Menuju puncak ILE- ILE pegunungan Boliyohuto 2056 mdpl.

Pukul 11.00 wita saya dan Tim memulai aktivitas menuju puncak Ile-Ile setelah sebelumnya sempat melakukan aktivitas memasak dan Breakfast. Dengan perjalanan 1 km yang memakan waktu sekitar 1 jam lebih dengan kondisi medan sepenuhnya Trekking. Akhirnya saya dan Tim tiba dipuncak ILE-ILE.

Boliyohuto puncak Ile-Ile 2056 mdpl Foto By : Yuss Liuz

Ada yang melakukan aktivitas berfoto bersama di puncak, dan adapula yang memasak kopi untuk diminum bersama-sama setelah melakukan aktivitas berfoto ria bersama di puncak.
Sujud syukur beribu-ribu kali tak henti-hentinya saya ucapkan saat itu, ketika saya dan Tim telah berada di puncak. Sejenak saya berfikir dalam hati, andai kegiatan mereka tidak tembus puncak saat itu ???. Bagaimana respon dari setiap pihak yang terlibat di dalam-nya, yah ??.
Hahaha... Tapi sudahlah, toh Rencana Tuhan yang menentukan jalan hidup kita masing-masing''.

Tanggal 07 Agustus 2015, kami meninggalkan puncak dan pos III - menuju pos II guna melakukan camp tambahan disitu. Dan Selanjutnya, keesokan hari akhirnya kami kembali ke kaki gunung,  dusun Kiki  sore harinya.
Hingga berakhirnya petang menjadi malam, dan berakhirnya kegiatan ini, sampai tibanya kami di kota Gorontalo dengan selamat dan dalam keadaan sehat walafiat.
Kerinduan akan kebersamaan ini tidak akan kami lupa, selama yang mahakuasa masih memberikan kami nafas kehidupan untuk menikmati dunia ini.

Tim ekspedisi Sulawesi


 Kalimat terakhir dari saya mewakili Tim :

Jika banyak tindakanku yang tidak selaras dengan alam,
Maka, jangan sebut aku Pecinta Alam.''
Jika banyak keluhan yang kukeluarkan saat mendaki. 
Maka jangan sebut aku Pendaki Gunung.''

Sekian____
Salam Lestari / MP.XIV.07.128






 

Senin, 07 September 2015

Nongkrong dengan Kopi

Nongkrong dengan kopi sudah menjadi gaya hidup banyak kalangan kaum adam dan hawa saat ini. Anak sekolah, kuliahan, ibu rumah tangga, para biker club, pecinta alam dan eksekutif pekerja dominan sering melakukan aktivitas tersebut untuk mengisi waktu luang, dan melepas dahaga setelah beraktivitas.

Nongkrong dengan Kopi merupakan 2 hal yang saling melekat. Di sekolah usai jam pelajaran, jam kosong kuliah di kampus, kegiatan bazart dan jam pulang kerja. Banyak ditemui orang muda yang sedang duduk-duduk, mengobrol menikmati hidangan panas atau dinginnya kopi, yang terkadang dipadukan dengan makanan ringan atau berat pada saat melakukan rutinitas santai tersebut. 

Ini kali  pertama saya di Gorontalo, melakukan aktivitas nongkrong dengan kopi di cafe bersama brother Iman Mapala Alaska Gorontalo. Awalnya saya menolak tawaran tersebut, tetapi karena di ajak, kemudian juga di suatu sisi brother Iman ingin mencari suasana baru dalam nongkrong. Akhirnya aktivitas nongkrong di cafe terlaksana ( Senin 07 September 2015 20.00 Wita... Hahahha ).

Nuansa nongkrong berlangsung hikmat dan elok saat itu. Perpaduan Kopi, Snack, dan Rokok seolah memanja-kan suasana nyaman di negri Serambi medina ini. Obrolan tentang kisah-kisah hidup yang sudah dilewati, seperti : kisah pada saat ber-kegiatan di Mapala, kisah kriteria tipe wanita setiap daerah masing-masing, bahkan sampai percintaan. Semuanya diulas kembali menjadi topik pembicaraan, yang sering menjadi bahan lelucon canda tawa kami berdua. 

Disamping itu, selain mulut kami beraktivitas dalam suatu perbincangan. Mata kami juga tidak lupa ikut beraktivitas lirik sana - lirik sini, menyaksikan para wanita-wanita cantik seksi gorontalo mondar-mandir di sekitar cafe tempat kami duduk, yang seolah menyita perhatian dialog perbincangan kami. Sungguh pemandangan saat indah, ucapku "dalam hati sambil tersenyum". 

Jam demi jam dilewati akan riuhnya suasana nongkrong ngopi kami di cafe. Banyak pengunjung yang datang, dan banyak pula yang pulang. Saya dan brother Iman yang telah lama duduk menikmati nuansa santai nongkrong di cafe kembali ke base camp sekertariat MPA Alaska pukul 24.00 wita. Terlintas dalam benakku, aktivitas ini akan menjadi kisah yang akan diceritakan ke depan-nya setelah tidak bersama lagi.



Pesan terakhir dari saya  :
Uang bisa dicari, Materi bisa dibeli. Waktu yang berlalu? Musnah sudah dimakan masa. 
Nongkrong dengan kopi merupakan kegiatan yang sudah membudaya. Sisi negatif dan positifnya semuanya ada_________
Tidak ada standar jelas untuk membatasi “durasi” nongkrong dengan topiknya yang beraneka ragam, serta aroma rasa kopi yang membuat suasana menjadi lebih nyaman dan rileks. 

Thank you.
Salam Lestari

___MP.XIV.07.128